Rabu, 08 Februari 2012
Dewi Lanjar sampai sekarang masih merupakan legenda yang hidup
didalam masyarakat dan masih berpengaruh dalam jiwa masyarakat terutama
di Pekalongan. Dalam segala peristiwa sering kali dihubungkan dengan
Dewi Lanjar, apabila ada anak yang sedang bermain-main dipantai hilang
tentu mereka berpendapat bahwa si anak itu dibawa Dewi Lanjar. Dan
bilamana dapat diketemukan kembali tentulah si anak menyatakan dirinya
tersesat disuatu daerah atau suatu kraton yang penghuni-penghuninya juga
seperti kita-kita ini. Mereka mempunyai kegiatan membatik, berdagang,
menukang, nelayan dan lain-lain yang tidak ubahnya seperti didalam kota
saja. Daerah tersebut dikuasai oleh seorang Putri yang cantik ialah Dewi
Lanjar.
Diceritakan pada jaman dahulu di suatu tempat Kota Pekalongan hiduplah
seorang putri yang sangat cantik jelita, sampai sekarang masih menjadi
pembicaraan penduduk, tempat yang terkenal dengan nama Dewi Rara Kuning.
Adapun tempat tinggalnya tiada dapat diketahui secara pasti.
Dalam menempuh gelombang hidupnya Dewi Rara Kuning mengalami
penderitaan yang sangat berat, sebab dalam usia yang sangat muda ia
sudah menjadi janda. Suaminya meninggal dunia setelah beberapa waktu
melangsungkan pernikahannya. Maka dari itulah Dewi Rara Kuning kemudian
terkenal dengan sebutan Dewi Lanjar. ( Lanjar sebutan bagi seorang
perempuan yang bercerai dari suaminya dalam usia yang masih muda dan
belum mempunyai anak ). Sejak ditinggal suaminya itu Dewi Lanjar
hidupnya sangat merana dan selalu memikirkan suaminya saja. Hal yang
demikian itu berjalan beberapa waktu lamanya, tetapi lama kelamaan Dewi
Lanjar sempat berpikir kembali bahwa kalau dibiarkan demikian terus akan
tidak baik akibatnya. Maka dari itulah ia kemudian memutuskan untuk
pergi meninggalkan kampung halamannya, merantau sambil menangis hatinya
yang sedang dirundung malang.
Tersebutlah, perjalanan Dewi Lanjar sampai disebuah sungai yaitu
sungai Opak. Ditempat ini kemudian bertemu dengan Raja Mataram bersama
Mahapatih Singaranu yang sedang bertapa ngapung diatas air di sungai
itu. Dalam pertemuan itu Dewi Lanjar mengutarakan isi hatinya serta pula
mengatakan tidak bersedia untuk menikah lagi. Panembahan Senopati dan
Mahapatih Singoranu demi mendengar tuturnya tergaru dan merasa kasihan.
Oleh karena itu dinasehatinya agar bertapa di Pantai Selatan serta pula
menghadap kepada Ratu Kidul. Setelah beberapa saat lamanya, mereka
berpisahan serta melanjutkan perjalanan masing-masing, Panembahan dan
Senopati beserta patihnya melanjutkan bertapa menyusuri sungai Opak
sedangkan Dewi Lanjar pergi kearah Pantai Selatan untuk menghadap Ratu
Kidul.
Dikisahkan bahwa Dewi Lanjar sesampainya di Pantai Selatan mencari
tempat yang baik untuk bertapa. Karena ketekunan dan keyakinan akan
nasehat dari Raja Mataram itu akhirnya Dewi Lanjar dapat moksa ( hilang )
dan dapat bertemu dengan Ratu Kidul.
Dalam pertemuan itu Dewi Lanjar memohon untuk dapat menjadi anak
buahnya, dan Ratu Kidul tiada keberatan. Pada suatu hari Dewi Lanjar
bersama jin – jin diperintahkan untuk mengganggu dan mencegah Raden Bahu
yang sedang membuka hutan Gambiren ( kini letaknya disekitar jembatan
anim Pekalongan dan desa Sorogenen tempat Raden Bahu membuat api )
tetapi karena kesaktian Raden Bahu, yang diperoleh dari bertapa Ngalong (
seperti Kalong / Kelelawar ), semua godaan Dewi Lanjar dan jin – jin
dapat dikalahkan bahkan tunduk kepada Raden Bahu. Karena Dewi Lanjar
tiada berhasil menunaikan tugas maka ia memutuskan tidak kembali ke
Pantai Selatan, akan tetapi kemudian memohon ijin kepada Raden Bahu
untuk dapat bertempat tinggal di Pekalongan. Oleh Raden Bahu disetujui
bahkan pula oleh Ratu Kidul. Dewi Lanjar diperkenankan tinggal dipantai
utara Jawa Tengah terutama di Pekalongan. Konon letak keraton Dewi
Lanjar terletak dipantai Pekalongan disebelah sungai Slamaran.
0 komentar:
Posting Komentar