Minggu, 19 Februari 2012

Diposting oleh Abdul Kholikin

Islam menyatakan bahwa "Kesejahteraan' dan "kebahagiaan" itu bukan merujuk kepada sifat badani dan jasmani insan, bukan kepada diri hayawani sifat basyari; dan bukan pula dia suatu keadaan hayali insan yang hanva dapat dinikmati dalam alam fikiran belaka.


Kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya jika hati telah dipenuhi iman yang kuat,. Dan bertindak sesuai dengan keyakinan yang kita punya itu,Jika hati telah penuh iman ,walaupun kita disiksa sekalipun itu tidak akan jadi masalah.


Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara. Para sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam , rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. Hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan.


Dan apa saja yang diberikan kepada kita , maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannva. Sedang apa yang di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah lebih baik dan lebih kekal bila kita memahaminya. Menurut Imam Abu Hamid Al Ghazali, puncak kebahagiaan pada manusia adalah jika dia berhasil mencapai ma'rifatullah, telah mengenal Allah Subhanahu wa Ta;ala.


Imam Abu Hamid Al Ghazali menyatakan :

"Ketahuilah bahagia tiap-tiap sesuatu bila kita rasakan nikmat, kesenangan dan kelezatannya, rasa itu ialah menurut perasaan masing-masing. Maka kelezatan (mata) ialah melihat rupa yang indah, kenikmatan telinga mendengar suara yang merdu, demikian pula segala anggota yang lain dan tubuh manusia."


Ada pun kelezatan hati ialah ma'rifat kepada Allah Subhanahu wa Ta;ala, karena hati dijadikan tidak lain untuk mengingat-Nya Maka tentu saja berkenalan dengan Allah, adalah puncak dari segala macam kegembiraan. Lebih dari apa yang dapat dibayangkan oleh manusia, sebab tidak ada yang lebih tinggi dari kemuliaan Allah. Dan oleh sebab itu tidak ada ma'rifat yang lebih lezat daripada ma'rifatullah.


Ma'rifatullah adalah buah dari ilmu. Ilmu yang mampu mengantarkan manusia kepada keyakinan. bahwa tiada Tuhan selain Allah" (Laa ilaaha illallah). Untuk dapat meraih kebahagiaan yang abadi, manusia wajib mengenal Allah. Caranya, dengan mengenal ayat-ayat-Nya, baik ayat kauniyah maupun ayat qauliyah. Banyak sekali ayat-ayat dalam kandungan Al-Quran yang memerintahkan manusia memperhatikan dan memikirkan tentang alam semesta, termasuk memikirkan dirinya sendiri.


Disamping ayat-ayat kauniyah. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menurunkan ayat-ayat qauliyah, berupa wahyu kepada utusan-Nya yang terakhir, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam . Karena itu, dalam Al-Quran.. (QS Ali Imran : 18-19), disebutkan, bahwa orang-orang yang berilmu adalah orang-orang yang bersaksi bahwa "Tiada Tuhan selain Allah", dan bersaksi bahwa "Sesungguhnya ad-Din dalam pandangan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Islam." Inilah yang disebut ilmu yang mengantarkan kepada peradaban dan kebahagiaan. Kebahagiaan yang sejati adalah yang terkait antara dunia dan akhirat.


Manusia-manusia yang berilmu seperti inilah yang hidupnya hahagia dalam keimanan dan keyakinan yang hidupnya tidak terombang-ambing oleh keadaan. Dalam kondisi apa pun hidupnya bahagia, karena dia mengenal Allah, ridha dengan keputusan-Nya serta ikhlas menjalankan aturan-Nya dan berusaha menyelaraskan hidupnya dengan segala macam peraturan Allah yang diturunkan melalui utusan-Nya.


Sebagai orang Muslim, kita tentu mendambakan hidup bahagia semacarn itu; hidup dalam keyakinan, mulai dengan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dan ridha, menerima keputusan-keputusan-Nva, serta ikhlas menjalankan aturan-aturan-Nya. Kita mendambakan diri kita merasa bahagia dalam menjalankan shalat, kita bahagia menunaikan zakat, kita bahagia bersedekah, kita bahagia menolong orang lain, dan kita pun bahagia menjalankan tugas amar ma'ruf nahi munkar.


Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,Salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,yang pada usia Sembilan tahun telah hafal Al-Quran (hafidz),pernah di Doakan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,tentang kebahagiaan dunia sebagai bekal menuju akhirat. Para tabiin (generasi sesudah wafatnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam),pada suatu hari bertanya kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,Mengenai apa apa yang dimaksud dengan kebahagiaan dunia dan akhirat tersebut. “Jawab Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhu,bahwa terdapat indikator (format ukuran pencapaian) kebahagiaan dunia sebagai bekal di alam akhirat yaitu :


1.QALBUN SYAKIRUN

Hati yang selalu bersyukur,memiliki jiwa syukur berarti selalu menerima apa adanya dalam bahasa Islam disebut “Kanaah”,sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan,tidak ada pikiran sters,Inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.

Seorang yang pandai bersyukur sangatlah cerdas memahami sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta;ala,sehingga apapun yang diberikan Allah,ia selalu terpesona dengan pemberian dan keputusan Allah,Bila sedang kesulitan ia segera ingat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, “Kalau sedang sulit perhatikanlah orang yang lebih sulit dari kita”. Artinya bila sedang diberi kemudahan,pandailah bersyukur,dengan memperbanyak amal ibadahnya,Allah pun akan menguji-Nya dengan kemudahan yang lebih besar lagi.


2. AL AZWAJU SHALIHAH

Pasangan hidup yang shaleh,pasangan hidup yang shaleh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yang shaleh pula,di akhirat kelak,seorang suami (sebagai imam keluarga) akan dimintai pertanggungjawaban dalam mengajak istri dan anaknya kepada keshalehan.Demikian pula istri yang shaleh,akan memiliki kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa dalam mendampingi dan melayani suaminya walau seberapa buruk kelakuan suaminya.


3. AL AULADUN ABRAR

Anak yang shaleh,””Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,sedang tawaf ,beliau bertemu dengan seorang anak muda yang pundaknya lecet-lecet.Setelah selesai tawaf Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam,bertanya kepada anak muda itu”Kenapa pundakmu itu??Anak muda itu menjawab??Ya Rasulullah,saya dari Yaman,Saya mempunyai seorang Ibu yang sudah uzur,Saya sangat mencintai dia dan saya tidak pernah melepaskan dia.Saya melepaskan Ibu saya hanya ketika hajat ,ketika shalat,atau ketika istrahat.Selain itu,sisanya saya selalu menggedongnya.”Lalu anak muda itu bertanya,””Ya Rasulullah,apakah aku sudah termasuk kedalam orang yang sudah berbakti kepada orang tua??”Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, sambil memeluk anak muda itu dan mengatakan.”Sungguh Allah Ridha kepadamu,kamu anak shaleh,anak yang berakti.Akan tetapi anakku,ketahuilah,cinta orang taumau tidak akan terbalaskan olehmu,”

Dari Hadist diatas,kita mendapat gambaran bahwa amal ibadah kita ternyata tidak cukup untuk membalas cinta dan kebaikan orang tua kita.Namun minimal kita bisa memulainya dengan menjadi anak shaleh,dimana Doa anak yang shaleh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.


4. AL BIATU SHALIHAH

Lingkungan yang kondusif untuk Iman kita.Lingkungan yang kondusif ialah kita boleh mengenal siapa pun, tetapi untuk menjadikannya sebagai sahabat karib kita,haruslah orang-orang yang mempunyai nilai tambah terhadap keimanan kita.
Dalam salah satu Hadistnya” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang shaleh.Orang-orang shaleh akan selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan kita bila kita berbuat salah.


5. AL MALUL HALAL

Harta yang halal,,dalam islam mengenai harta bukanlah banyaknya harta akan tetapi halalnya,Ini tidak berarti Islam tidak menyuruh umatnya untuk kaya, Sesungguhnya ajaran Islam TIDAK melarang kita hidup dengan berlimpah harta, Bahkan kita diperintahkan untuk bekerja keras mencari ilmu, kedudukan,pasangan hidup,keturunan dll, dan sangat dianjurkan semangat meraih semuanya,dan menjauhi segala bentuk kemalasan, Asalkan semua yang kita usahakan itu dalam rangka mencari Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berada dalam rambu-rambu dan koridor nilai-nilai kebenaran.

“Dalam riwayat Imam Muslim “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam” pernah bertemu dengan seorang sahabat yang berdoa mengangkat tangan .”Kamu berdoa sudah bagus,”Kata Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam,” Namun sayang makanan,minuman,pakaian, dan tempat tinggalnya didapat secara haram,bagaimana doanya dikabulkan”..


6. TAFAKUH FI DIEN

Semangat untuk memahami Agama,,.Semangat memahami agama diwujudkan dalam semangat memahami ilmu-ilmu agama Islam.Semakin kita belajar,semakin memacu diri untuk belajar lebih jauh lagi Ilmu mengenai sifat-sifat dan cipataan Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Allah Subhanahu wa Ta’ala,menjanjikan nikmat bagi Hamba-Nya yang menuntut ilmu,semakin ia belajar,semakin ia cinta kepada Agamanya,semakin tinggi cintanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,dan Rasul-Nya.Cinta inilah yang akan member cahaya bagi hati.Semangat memahami agama akan menghidupkan hatinya,hati yang “hidup”adalah hati yang selalu dipenuhi cahaya nikmat Islam dan Nikmat Iman.


7. UMUR YANG BERKAH

Umur yang berkah,adalah umur yang semakin tua semakin shaleh,yang setiap detiknya diisi dengan amal ibadah.Orang yan mengisi umurnya dengan banyak mempersiapkan diri untuk akhirat (melalui amal ibadah),semakin tua semakin rindu ia untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala,.Untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat ini,selain kerja keras kita untuk mempebaiki diri,kita selalu memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,sesering mungkin dengan khusyu Berdoa memohon kebahagiaan di Dunia dan kebahagiaan di Akhirat. Doa yang paling sering di baca Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam’ yaitu :

Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :

“Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanataw wa fil aakhiraati hasanataw wa qinaa ‘ adzaabannaar”

Artinya :
“Ya Rabb kami,berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat,dan peliharalah kami dari siksa neraka”.(Q.S. Al Baqarah : 201).


Sahabat-sahabat yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala,Mudah-mudahan untaian dan paparan tersebut diatas manfaat buat kita semua untuk meraih kebahagiaan di dunia dan terlebih kebahagiaan di akhirat kelak, yang benar haq semua datang-Nya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,yang kurang dan khilaf mohon sangat dimaafkan’’Akhirul qalam “Wa tawasau bi al-haq Watawa saubil shabr “.Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala . senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA..Aamiin Allahuma Aamiin. ................
Walhamdulillah Rabbil’alamin

Wallahu a'lam bishshawab


Barakallahu fiikum wa jazakumullah khairan khatsir,,

Salam silaturrahim dan ukhuwahfillah.

Mt.Alfatih II

Bagi teman2 yang menyukai silahkan tag / bagikan pada teman2 yang lain .
Dan ajak / sarankan teman2mu untuk bergabung dengan page ini ya



SEMOGA BERMANFAAT

0 komentar:

Posting Komentar

pesan2

Primbon