Sabtu, 25 Februari 2012
Suku Baduy tinggal di pedalaman Jawa Barat, desa terakhir yang bisa
di jangkau oleh kendaraan adalah Ciboleger.
Inilah desa terakhir yang bisa di jangkau oleh kendaraan umum dari Pandeglang (Jawa Barat). Dari sini baru kita bisa memasuki wilayah suku Baduy Luar. | |
Sebelumnya harus melapor dulu dengan pimpinan adatnya yang di sebut Jaro. Ada beberapa Jaro yang mempunyai tugas masing-masing. Kita harus melapor dengan jaro yang tugas membina hubungan dengan kebudayaan luar atau di sebut juga Jaro Pulung. |
Di desa ini tinggal suku Baduy Luar yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat Sunda lainnya.
Baduy luar atau biasanya mereka menyebutnya Urang Panamping. Cirinya, selalu berpakaian hitam.
Rumah mereka di dirikan diatas batu (ini kepercayaan mereka bahwa rumah supaya kokoh harus berdiri di atas batu) |
Gula aren adalah hasil dari mereka. Didaerah
sana memang banyak terdapat pohon aren.
Hasil pertanian mereka berupa beras bisanya
mereka simpan di lumbung padinya yang ada di setiap desa. Selain beras meraka juga
memabuat kerajinan tangan seperti tas koja yang bahannya terbuat dari kulit
kayu yang di anyam.
Sedangkan suku Baduy Dalam tinggal di pedalaman hutan dan
masih terisolir dan belum masuk kebudayaan luar. Kebudayaan mereka masih asli, dan sulit
sekali masyarakat lainnya yang ingin masuk apalagi tinggal bersama suku Baduy Dalam.
Selain itu tidak bisa sembarangan orang masuk ke wilayah suku Badui Dalam. Sampai tulisan
ini saya tulis, saya sendiri belum pernah masuk ke wilayah Baduy Dalam, foto-foto yang
saya dapat hanya sebatas di wilayah Baduy Luar, karena untuk mencapai wilayah Baduy dalam
harus diperlukan penunjuk jalan dan ijin dari pimpinan adatnya serta harus mematuhi
ketentuan yang sangat berat seperti di larang membawa kamera.Orang Baduy dalam terkenal teguh dalam tradisinya. Mereka selalu berpakaian warna putih dengan kain ikat kepala serta golok. Semua perlengkapan ini mereka buat sendiri dengan tangan. Pakaian mereka tidak berkerah dan berkancing, mereka juga tidak beralas kaki. Meraka pergi kemana-mana hanya berjalan kaki tanpa alas dan tidak pernah membawa uang, jadi mereka tidak pernah menggunakan kendaraan. Masyarakat luar sulit sekali masuk wilayah Baduy dalam apa lagi mengambil fotonya. Ada semacam ketentuan tidak tertulis bahwa ras keturunan Mongoloid, Negroid dan Kaukasoid tidak boleh masuk ke wilayah Baduy Dalam. Jika semua ketentuan adat ini di langgar maka akan kena getahnya yang disebut kuwalat atau pamali adalah suku Baduy sendiri. Kepercayaan mereka adalah Sunda Wiwitan, mereka tidak mengenal sekolah, huruf yang mereka kenal adalah Aksara Hanacara dan bahasanya Sunda.
0 komentar:
Posting Komentar